Aktivitas Ekonomi Riau Menggeliat di Tengah Surplus APBN Triwulan I 2025

Riau, SuaraPopuler — Aktivitas ekonomi di Provinsi Riau menunjukkan geliat positif pada triwulan pertama tahun 2025, terutama didorong oleh momentum bulan Ramadhan dan Syawal. Hal ini tercermin dalam kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional Riau hingga 31 Maret 2025 yang mencatatkan surplus sebesar Rp944,35 miliar.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau pada hari ini (30/4), surplus APBN ini didukung oleh peningkatan pendapatan secara keseluruhan sebesar 76,93% (year-on-year), mencapai Rp6.767,92 miliar atau 32,84% dari target.

Kenaikan signifikan ini terutama disumbang oleh realisasi Bea Keluar yang melonjak tajam. Meskipun demikian, penerimaan pajak tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,21%.

Di sisi lain, belanja negara tercatat sebesar Rp5.823,57 miliar, mengalami kontraksi sebesar 15,17% (y-o-y). Kontraksi ini terutama disebabkan oleh penurunan belanja Pemerintah Pusat sebesar 33,94% seiring dengan berakhirnya anggaran terkait Pemilu.

Sementara itu, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau juga menunjukkan surplus sebesar Rp812,28 miliar. Namun, realisasi pendapatan dan belanja APBD hingga Maret 2025 mengalami penurunan secara tahunan. Pendapatan APBD tercatat Rp2.845,66 miliar (7,76% dari target), turun 30,62% (y-o-y), dan belanja APBD sebesar Rp2.033,38 miliar (5,35% dari pagu), turun 30,99% (y-o-y).

Sektor Ekonomi Regional Solid di Tengah Ketidakpastian Global

Kinerja perdagangan Riau pada Maret 2025 masih menunjukkan ketahanan dengan surplus neraca perdagangan sebesar USD1.722,46 juta. Ekspor Riau tercatat meningkat 0,45% (month-to-month) mencapai USD1.850,00 juta, didorong oleh kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar internasional. Sementara itu, impor mengalami penurunan sebesar 12,15% (m-to-m) menjadi USD127,54 juta. Tingginya harga CPO juga berdampak positif pada harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani.

Indikator kesejahteraan masyarakat Riau juga menunjukkan tren positif. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau mencapai 75,67, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang rendah sebesar 3,70% berkontribusi pada penurunan tingkat kemiskinan menjadi 6,36%. Selain itu, ketimpangan pendapatan juga menunjukkan perbaikan dengan penurunan rasio gini menjadi 0,306.

Belanja Pemerintah Masih Jadi Motor Penggerak Ekonomi , Riau menunjukkan geliat sektor moneter meskipun perputaran saldo di tingkat pemerintah daerah cenderung lambat. Di sektor riil, belanja pemerintah masih mendominasi aktivitas ekonomi dengan porsi 96,88% dari total realisasi belanja APBN dan APBD.

Dalam rilisnya, DJPb Riau memberikan beberapa rekomendasi kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk meningkatkan kinerja keuangan daerah, antara lain:

* Perbaikan tata kelola perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan APBD yang lebih efisien dan realistis.

* Optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

* Pemanfaatan aset daerah yang tidak optimal (idle assets) untuk menambah sumber PAD melalui skema sewa atau kerjasama.

* Perbaikan tata kelola perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan APBD yang lebih efisien dan realistis.

* Optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

* Pemanfaatan aset daerah yang tidak optimal (idle assets) untuk menambah sumber PAD melalui skema sewa atau kerjasama.

* Sinergi aktif antara Dinas Pendidikan dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dalam proses penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) untuk meminimalisir kendala dan potensi penyimpangan.

Dengan kinerja APBN dan sektor ekonomi regional yang solid di triwulan pertama 2025, diharapkan Provinsi Riau dapat terus mempertahankan tren positif ini dan mengoptimalkan potensi daerah untuk kesejahteraan masyarakat.