SuaraPopuler.Com – Korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah terus meningkat. Dalam satu hari, 4.365 orang meninggal dan 15.834 luka-luka.
Dilansir dari IDN Times, berbagai faktor menyebabkan gempa 7,8 juta yang cukup mematikan yang terjadi pada pukul 04:00 kemarin pagi, termasuk lokasi bangunan yang runtuh, jalur patahan dan struktur yang lemah.
Seperti diketahui, Turki terletak di salah satu zona seismik paling aktif di dunia. Pada tahun 1999, kota Duzce di Turki juga dilanda gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 17.000 orang.
1. Rusaknya beberapa kawasan membuat proses evakuasi menjadi sulit
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan cuaca dingin dan skala bencana merupakan tantangan terbesar bagi petugas penyelamat.
“Kondisi cuaca dan skala bencana membuat tim kami kesulitan untuk mengakses kawasan tersebut. Helikopter kami tidak bisa lepas landas hari ini karena kondisi cuaca,” kata Koca seperti dikutip The Guardian, Selasa (2 Juli 2023).
Dia menambahkan bahwa badai salju yang parah juga baru-baru ini melanda Suriah dan Turki, dengan suhu diperkirakan turun di bawah titik beku.
2. Situasi di Suriah mengkhawatirkan
Sementara itu, seorang pejabat senior kemanusiaan PBB mengatakan jalan rusak, kekurangan bahan bakar, dan cuaca dingin juga mempersulit pengiriman bantuan ke Suriah.
“Infrastruktur rusak, jalan yang biasa kami gunakan untuk bantuan kemanusiaan juga rusak. Kami harus menjangkau orang-orang,” ungkap Koordinator Residen PBB El Mostafa Benlamlih.
Tepat sebelum gempa, sekitar 70 persen warga Suriah membutuhkan bantuan. Sudah pasti rakyat Suriah akan lebih menderita setelah gempa ini.
3. KBRI Ankara layani hotline bantuan
Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, KBRI Ankara kini banyak menerima permintaan informasi dari masyarakat Indonesia mengenai status keluarga dan kerabatnya di Turki pascagempa dahsyat yang melanda negara tersebut.
Iqbal mengatakan dengan tegas, wilayah gempa utama hanya berada di wilayah tenggara Turki yang dekat dengan perbatasan Suriah, meliputi 11 wilayah, yakni Adana, Adıyaman, Kahramanmaraş, Gaziantep, Diyarbakır, Hatay, Kilis, Şanliurfa, Malatya, Osmaniye, Elazig, Elbistan.
“Di wilayah tersebut diperkirakan terdapat sekitar 500 WNI yang bermukim, Sebagian besar adalah pelajar, pekerja spa terapis, pasangat menikah dengan warga setempat dan pekerja di organisasi internasional yang beroperasi di perbatasan Turki-Suriah,” jelas Iqbal dalam keterangannya seperti dilansir IDN Time, Selasa (7/2/2023)